Jumat, 09 Agustus 2013

Percobaan Mencuri Jasad Nabi Muhammad saw.dan 2 Orang Sahabatnya

(Tulisan di bawah ini diambil dari buku Madinah Al-Munawarah karangan Abdul Basit Abdur Rahman)
Paket Umroh Akhir Tahun 2014 Travel Baitussalam

Di bawah ini akan diceritakan tentang beberapa konspirasi jahat untuk mencuri jasad Rasulullah yang mulia dan sahabatnya seperti yang diceritakan oleh ahli-ahli sejarah :

Pertama : Percobaan jahat untuk mencuri jasad Rasulullah saw. ini telah berlaku pada tahun 557 H (1164 M). Sejarah telah membuktikan bahwa orang Kristian telah merancang untuk memindahkan mayat Rasulullah daripada makamnya di Madinah.

Mereka telah mengupah dua orang lelaki Kristian yang menyamar sebagai orang Maghribi yang datang dari Andalusia, Spanyol. Mereka menyewa sebuah rumah tidak jauh dari Raudhah (Tempat antara makam Nabi dengan tempat shalat Nabi / imaman),  berhampiran makam Rasulullah. Dua lelaki tersebut mencoba mengelabui umum dengan berlagak sebagai orang alim dan beriman dengan senantiasa melaksanakan shalat dan berkunjung di Masjid Nabawi, memberi makan dan sedekah kepada fakir-miskin dan menziarahi perkuburan Baqi’. Perbuatan  mereka ini berhasil memperdaya orang banyak khususnya penduduk Madinah.

Bermula dari rumah, mereka mula-mula menggali secara rahasia sebuah terowongan yang akan berakhir di dalam makam Rasulullah. Tanah-tanah dari terowongan tersebut dipindah ke dalam telaga di kediaman mereka dan kadang-kadang dimasukkan  ke dalam Tas kulit untuk selanjutnya dibuang di perkuburan Baqi’.

Rancangan jahat mereka ini telah berjalan beberapa lama tanpa diketahui umum dan mereka mula-mula menyangka bahwa mereka sudah hampir selesai mengerjakan usaha seperti yang dirancang. Mereka tidak sadar bahwa Allah swt.  melihat segala usaha jahat mereka itu.

Tidak lama kemudian segala perbuatan jahat mereka itu terbongkar apabila Sultan Nuruddin Mahmud bin Zinki dari Syiria (Syam) telah diilhamkan bermimpi bertemu Rasulullah yang menunjukkan kepadanya dua orang lelaki berambut pirang sambil berkata : ”Wahai Mahmud, selamatkanlah aku daripada mereka !”. Sultan Nuruddin pun bangkit dari tidurnya dengan panik, berdo’a dan kembali tidur, tetapi mimpi yang sama berulang lagi sebanyak tiga kali.

Baginda kemudian memanggil Perdana Menterinya, Jamaluddin Al-Mausili seorang yang alim dan bijak lalu memberitahunya tentang mimpi Baginda. Seterusnya Baginda mengarahkan menterinya itu membuat persediaannya untuk perjalanan ke Madinah.

Baginda dan menterinya memulai perjalanan ke Madinah bersama 20 orang pengawal dengan membawa barang-barang yang banyak. Menurut seorang ahli sejarah, Majduddin Al-Matari, rombongan itu membawa 1000 ekor unta. Mereka menyeberangi jarak dari Syria ke Madinah dalam masa 16 hari saja yang biasanya memakan waktu sebulan perjalanan.

Di Madinah, Baginda terus menuju ke Masjid Nabawi, lalu mengerjakan shalat dan termenung di sana. Baginda tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Menterinya bertanya adakah Baginda dapat mengenali dua lelaki seperti dalam mimpinya itu ? Apabila Baginda menjawab dengan yakin bahwa Baginda mengenalinya, menterinya pun memanggil seluruh penduduk Madinah supaya datang menghadap Baginda.

Walaupun demikian, Baginda masih tidak dapat mengenali dua lelaki tersebut di kalangan orang banyak yang datang pada hari itu. Baginda kemudian diberitahu bahwa hanya dua orang asing yang tidak datang pada hari itu. Baginda pun memerintahkan agar mereka di bawa ke hadapannya. Apabila kedua orang asing itu di bawa menghadap, Baginda segera mengenali mereka sebagai lelaki yang ditunjukkan oleh Rasulullah di dalam mimpinya.

Setelah ditanya dari mana asalnya dan apa tujuannya datang di Madinah, mereka mengatakan bahwa mereka adalah orang Maghribi yang datang untuk mengerjakan haji, berkunjung Masjid Nabawi dan berencana untuk tinggal di Madinah selama setahun. Sultan Nuruddin kemudian meninggalkan lelaki tersebut bersama pengawalnya dan Baginda terus pergi ke tempat kediaman mereka untuk penyelidikan. Tetapi di sana Baginda tidak menjumpai bukti apa-apa melainkan sejumlah uang yang amat banyak.

Baginda tidak putus asa lantas meneruskan penyelidikan. Dengan kehendak Allah, Baginda tersepak satu kepingan kayu. Apabila diangkat kepingan kayu itu, terbukalah pintu terowong yang  menuju ke arah makam Rasulullah saw. Setelah  diselidiki, terowongan itu telah sampai di dinding Masjid Nabawi.

Kedua lelaki tersebut kemudian ditanya, lalu mereka mengakui rencana jahat mereka itu. Mereka menceritakan bahwa mereka adalah orang Kristian yang disuruh oleh Raja mereka dan menyamar sebagai jama’ah haji dari Maghribi. Mereka dibekali dengan uang yang banyak dan diarahkan untuk menggunakan segala peluang yang ada untuk mengambil mayat Rasulullah saw. dari makamnya dan membawanya pulang bersama mereka.

Mereka kemudian dijatuhi hukuman bunuh dan badan mereka dibakar. Hukuman itu amatlah setimpal dengan rancangan dan perbuatan jahat mereka yang keji lagi hina itu.

Setelah itu, Sultan Nuruddin mengarahkan supaya digali lubang di sekeliling makam, dalamnya sampai ke air, kemudian dipenuhi dengan timah sampai ke atas untuk dijadikan pagar bawah tanah untuk melindungi makam itu.

Kedua : Menurut As-Samhudi di dalam bukunya, terdapat golongan Zindik yang telah menasihati Sultan Al-’Ubaidi dari Mesir untuk memindahkan jasad Rasulullah dan dua orang sahabatnya, Saidina Abu Bakar dan Saidina Umar bin Khattab ke Mesir supaya orang banyak akan datang melawat makam mereka di sana. Al-’Ubaidi terpengaruh dengan hasutan tersebut dan telah mengantar dengan rahasia seorang lelaki bergelar Abu Al-Fath untuk membuat siasat awal.

Walau bagaimanapun, Abu Al-Fath dan pembantunya terpaksa lari pulang ke Mesir, setelah rancangan jahat mereka terbongkar dan penduduk Madinah  mencoba untuk membunuh mereka.

Menurut ahli-ahli sejarah, Al-’Ubaidi adalah pengikut agama Yahudi atau Majusi. Mereka juga dikatakan sebagai orang-orang Atheis yang tidak mempunyai kepercayaan terhadap agama. Mereka juga disifatkan sebagai pemimpin yang kejam dan penindas yang zalim pada zaman itu.

Ketiga : Menurut cerita seorang pengawal Masjid Nabawi yang bernama Syamsuddin Sowab Al-Lamati, bahwa ada beberapa orang dari Bandar Aleppo (Halab), Syria telah datang ke Madinah dan berjumpa dengan gubernur Madinah pada masa itu. Mereka menawarkan kepadanya sejumlah uang yang banyak agar beliau mengizinkan mereka membuka makam dan menggali mayat Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Al-Khattab untuk dibakar. Tawaran tersebut telah diterima oleh pihak gubernur karena pada waktu itu golongan Syiah mempunyai kuasa di kawasan Hijaz.

Selanjutnya  pengawal masjid membuka pintu ke makam, sebanyak 40 orang memasuki Masjid Nabawi dengan  membawa lampu suluh dan berbagai alat untuk menggali. Namun, belum sempat mereka menggali makam dan belum sempat sampai ke mimbar, tanah telah terbelah dan mereka semua disedot masuk ke dalamnya. Pengawal masjid menjadi amat terkejut setelah mengetahui niat  mereka. Beliau begitu menyesal karena mengizinkan orang-orang tersebut melaksanakan rancangan jahat mereka.

Menurut catatan sejarah, penduduk bandar Aleppo (Halab) adalah pengikut Syiah dan Gubernur Madinah ketika itu juga daripada golongan Syiah.

Baca juga artikel menarik lainnya: Masjidil Haram

0 komentar:

Posting Komentar